Pada
kajian teori Agama dan Sosial kita mempelajari berbagai teori ata pemikiran
para ilmuan dan filsuf mengenai masyarakat dan agama atau kepercayaan yang dianutnya.
Lalu apa kontribusi dari kajian Teori Agama dan Sosial ini bagi Ilmu
Perpustakaan dan khususnya bagi kita pustakawan?. Pada kajian teori Agama dan Sosial
kita mempelajari makna dari masyarakat yang merupakan salah satu komponen
terpenting dalam sebuah kehidupan. Dalam kajian tersebut dijelaskan bahwa masyarakat
terbentuk karena adanya individu atau manusia yang berkumpul. Hal ini didukung
oleh Emile Durkheim, yaitu salah satu tokoh yang menurut saya pemikirannya
sangat berpengaruh di dalam Kajian Teori Sosial dan Agama selain Karl Mark dan
Max Weber. Emile Durkheim menyatakan bahwa tanpa adanya manusia masyarakat
tidak akan bisa terbentuk dan tidak akan pernah ada. Terbentuknya suatu
masyarakat ini yang kemudian dapat memunculkan diantaranya struktur sosial dan
sistem budaya. Dimana di dalam sistem budaya ini memunculkan adanya simbol,
gesture, bahasa, norma, adat istiadat, tradisi, kepercayaan, agama dan hukum.
Hal ini yang menjadikan adanya perbedaan antara masyarakat satu dengan yang
lainnya atau masyarakat antar daerah. Munculnya berbagai perbedaan ini
menjadikan adanya ciri khas dari sebuah masyarakat pada suatu tempat. Namun,
pada dasarnya adanya berbagai perbedaan ini merupakan sebuah bentuk
perlindungan diri agar dapat bertahan hidup dengan kondisi dan keadaan yang
ada. Seperti contohnya masyarakat yang tinggal di dataran tinggi dalam
kesehariannya menggunakan pakaian yang tebal karena cuacanya dingin, dan
berusaha mengurangi aktivitas dimalam hari karena cuaca pada malam hari lebih
dingin. Hal ini berbeda dengan masyarakat yang tinggal di dataran rendah dekat
pantai yang dalam kesehariannya terbiasa menggunakan pakaian yang tidak terlalu
tebal karena cuacanya yang panas, sehingga mereka juga berusaha mengurangi
aktivitas disiang hari. Adapun contoh lainnya adalah adanya perbedaan pada
masyarakat kota yang sudah terbiasa dengan adanya kemajuan teknologi,
dibandingkan dengan masyarakat desa yang hanya mengandalkan alat-alat
tradisional. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan tersebut juga dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar atau alam, dan ilmu pengetahuan yang mereka terima.
Selain itu, menurut Emile Durkheim seorang individu sebagai komponen penting
terbentuknya sebuah masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-harinya tidak
mungkin dapat terlepas dari masyarakat sekitarnya, termasuk dalam beribadah.
Adanya
kajian yang telah dipaparkan diatas menunjukkan jika adanya perbedaan antara
masyarakat satu dengan yang lainnya baik dari segi agama, budaya, adat istiadat
dan lain sebagainya merupakan sesuatu yang wajar yang tidak dapat disalahkan.
Hal ini dikarenakan perbedaan itu terbentuk berdasarkan respon masyarakat
tersebut terhadap lingkungan alam sekitarnya, dan ilmu pengetahuan yang
menerpanya. Maka, kita tidak bisa dengan begitu saja merubah dengan cara
menyamakan atau membandingkan suatu agama, budaya, adat istiadat, dan lain
sebagainya pada suatu masyarakat sesuai dengan pemikiran kita.
Melalui
kajian ini kita sebagai pustakawan jadi memiliki perspektif lain ketika
memandang perbedaan pengguna perpustakaan yang memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lainnya. Selain itu, kita juga dapat membuat layanan yang sesuai
dengan keadaan masyarakat yang menjadi pemustaka atau pengguna perpustakaan
berdasarkan kultur budaya, mata pencaharian, dan berbagai keanekaragaman yang
ada pada masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, Pustakawan dapat menciptakan
layanan perpustakaan yang humanis untuk pemustaka atau pengguna
perpustakaannya.
Daftar
Bacaan:
Daniel
L. Pals. 2012. Seven Theories Of Religion.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Mantap
BalasHapus