Jargon
mengenai “Smart Librarian For Bright Nation” ini pertama kali saya dengar
ketika saya mengikuti stadium general, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk
memperkenalkan jurusan ilmu perpustakaan yang saya ambil dan teman-teman satu
jurusan. Pada saat itu ketika saya mendengar jargon itu saya bertanya-tanya apakah
ada dampak seorang pustakawan dalam sebuah bangsa, atau bagaimana bisa seorang
pustakawan menjadi pencerah bangsa. Adanya pertanyaan ini mungkin dikarenakan
adanya gambaran saya mengenai seorang pustakawan yang sama seperti pemikiran
masyarakat awam pada umumnya yang belum mengenal profesi pustakawan atau ilmu
perpustakaan. Pada saat itu saya masih berfikir jika pustakawan atau pegawai
perpustakaan hanya seorang penjaga perpustakaan, dan penata buku perpustakaan
yang memiliki sifat tertutup, cuek, galak, dan ketinggalan zaman. Selain itu,
saya juga bertanya-tanya, apasih hal-hal yang akan saya pelajari pada jurusan
ilmu perpustakaan ini jika pada akhirnya ketika lulus akan bekerja seperti yang
saya gambarkan tadi. Akhirnya saya menemukan setiap jawaban atas pertanyaan
saya tersebut seiring dengan berjalannya proses perkuliahan.
Pada
jurusan ilmu perpustakaan, ternyata tidak hanya mempelajari bagaimana cara mengelola
sebuah perpustakaan termasuk bagaimana menata buku yang ada atau dalam
perkuliahan disebut pengorganisasian koleksi perpustakaan. Namun, juga
mempelajari bagaimana cara mengembangkan perpustakaan melalui penerapan managemen
yang baik dan tepat yang tidak hanya diterapkan pada koleksi yang ada, tetapi
juga sumberdaya manusia yang mengelolanya, meliputi proses promosi, rotasi,
mutasi, kepemimpinan, dan lain sebagainya. Selain mempelajari mengenai
manajemen, juga mempelajari bagaimana cara menjalin kerjasama dan membangun
sebuah jaringan dengan berbagai perpustakaan dan lembaga lainnya, salah satunya
melalui penerapan ilmu komunikasi.
Menurut
saya, ilmu perpustakaan juga disebut ilmu sosial bukan hanya berisi praktik
pengelolaan koleksi perpustakaan saja. Kenapa saya mengatakan hal seperti itu ?
karena didalam ilmu perpustakaan juga mempelajari kajian pemustaka atau pengunjung
perpustakaan dengan menggunakan pendekatan ilmu psikologi, sehingga dapat diketahui
kebutuhan dan layanan yang sesuai, sehingga dapat menciptakan kedekatan dengan
pemustaka atau pengunjung perpustakaan. Dalam jurusan ilmu perpustakaan juga
tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga mempelajari ilmu statistik yang
digunakan dalam mengevaluasi, salah satunya data jumlah pengunjung perpustakaan,
dan lain sebagainya. Selain itu, dalam ilmu perpustakaan juga mempelajari
bagaimana sistem teknologi dan informasi yang berguna dalam menghadapi
perkembangan zaman sehingga dapat selalu menyiapkan layanan yang terbaik.
Adanya berbagai ilmu yang dipelajari dalam ilmu
perpustakaan menunjukkan adanya keluwesan dan fleksibelitas dari ilmu
perpustakaan yang dapat di kombinasikan dengan berbagai ilmu yang ada. Hal ini
juga menunjukkan adanya gambaran baru dari seorang pustakawan yang memiliki
sikap ramah, hangat, terbuka, dan mengikuti berbagai macam perkembangan yang
ada termasuk perkembangan teknologi. Selain itu, hal ini juga menunjukkan
adanya penguasaan berbagai ilmu seperti ilmu managemen; ilmu komunikasi; ilmu
sistem teknologi dan informasi; ilmu psikologi; dan berbagai ilmu lainnya yang
harus dikuasai oleh seorang pustakawan walaupun mungkin tidak secara mendalam,
sehingga untuk menjadi seorang pustakawan tidak hanya dituntut untuk memiliki
keterampilan, tetapi juga kecerdasan dalam melaksanakan pekerjaannya. Apalagi
seorang pustakawan merupakan seorang penyedia informasi bagi setiap orang yang
membutuhkan informasi yang memiliki berbagai macam kebutuhan, latar belakang
pendidikan, budaya, dan lain sebagainya. Adanya peran pustakawan ini menjadikan
pustakawan merupakan agen pencerah sebuah bangsa melalui berbagai informasi yang
disediakannya melalui berbagai keterampilan, pengetahuan dan layanan yang
dimilikinya.